Tetapi biasanya tengah malam begini ditambah tidak adanya rasa kantuk sangat mudah mencari sebuah pemikiran. Terlebih oleh musik yang ada di perpustakaan iTunes di laptopku. Terdengar aneh memang, tetapi itulah Bahasa Indonesia.
Ah iya ada sebuah kejadian yang cukup memilukan pada tanggal 1 Januari 2016 ini. Tepat tahun baru ini sebuah toko, surga kecil bagi para penikmat musik dan film. Sekaligus bagi mereka yang sangat menghargai perjuangan dari penyanyi dan pemain film sekaligus orang-orang yang berkontribusi di dalam industri entertainment tutup. Disc Tarra. Tentu sangat tidak asing bukan? Sebuah toko yang menjual musik dan film dalam bentuk disc.
Tentu bagi sebagian besar orang dengan tutupnya Disc Tarra tidak akan berpengaruh, apalagi bagi mereka yang mengunduh musik secara gratis. Tetapi bagiku dan sebagian kecil orang DIsc Tarra adalah salah satu tempat di mana kami dapat mengapresiasi jerih payah para seniman. Terutama, bagi sebagian kecil bahkan sangat kecil masyrakat membeli disc dalam bentuk fisik sangatlah indah. Di mana kita dapat tempat disc, mendapatkan lirik-lirik dalam bentuk print out. Harganya sangatlah tak ternilai. Kepuasan.
Cover yang berbeda-beda, ada yang diproduksi secara masal, secara terbatas bahkan ada yang diproduksi untuk kolektor. Bagi seorang penggemar berat, mereka akan rela membeli semuanya. Meskipun konten yang ditawarkan sama, tetapi dengan cover yang berbeda-beda akan memberikan kepuasan tersendiri.
Jujur saja Disc Tarra sangatlah jauh tertinggal dibandingkan dengan toko musik di luar negeri. Aku pernah mampir dan melihat-lihat koleksi mereka. Sangat lengkap! Mulai dari lagu-lagu tahun 30an, jazz tahun 40an yang terkenal sangat cocok dimainkan di dalam film detective hingga lagu terbaru. Bahkan yang sangat menarik perhatianku adalah adanya piringan hitam yang sangat sulit ditemukan di Indonesia. Aku sangat senang melihat piringan hitam tersebut. Entah tetapi seperti ada nilai jual tersendiri.
Tetapi meskipun begitu Disc Tarra dapat memuaskan dahaga konsumen yang ingin memiliki disc dari penyanyi-penyanyi yang sedang trend. Meskipun seleraku bukanlah lagu populer yang sedang in dan aku tidak pernah melihat band kesukaanku dijual albumnya di Disc Tarra. Aku tetap menyukai masuk sekedar melihat-lihat koleksi mereka. Aku juga senang melihat DVD yang dijual.
Dengan tutupnya Disc Tarra sebagai salah satu retailer musik dan film dalam bentuk fisik akan sangat berdampak kepada pekarya yang ada di Indonesia. Secara langsung maupun tidak langsung. Meskipun banyak musisi Indonesia yang sudah memasukan lagunya ke dalam iTunes. Namun bentuk fisik akan selalu memberikan nilai lebih ketimbang bentuk digital.
Kevzg19 | Ditulis tanggal 4 Januari 2016
No comments:
Post a Comment